Belajar Menulis Bersama Banda Aceh Smart Investor Community

Namanya Mahathir Muhammad, tapi yang ini bukan mantan Perdana Menteri Malaysia. Ia hanya seorang sarjana kedokteran yang mencari peruntungan di bursa saham bersama Banda Aceh Smart Investor Community (BASIC). Tak tanggung-tanggung dua sertifikasi sudah digenggamnya.

Melalui BASIC Mahathir mengajak anak muda untuk mengenal pasar saham dan meraih pendapatan di sana. Kini ada 30 anak muda yang sudah bergabung di wadah tersebut. Mereka rutin berdiskusi dan berbagi informasi seputar investasi dan bursa saham.

Adalah Muslim Hasan Birga, senior saya di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang memperkenalkan saya bersama Mahathir. Itu pun secara kebetulan semata. Kami jumpa di sebuah warung kopi tanpa rencana, saya ajak duduk satu meja. Katanya, ia lagi menunggu kawan. Dan itu adalah Mahathir Muhammad.

Pak Lem begitu saya sering menyapanya, dengan bangga memperkenalkan Mahathir seorang sarjana kedokteran tapi paham investasi dan saham. Dua sertifikasi sudah diraih, hal yang oleh sarjana ekonomi pun kadang sulit untuk mendapatkannya. “Tapi masih ada yang kurang, belum bisa menulis populer seperti Syeh,” kata Pak Lem.

Entah mengapa kali ini ia memanggil saya Syeh, sesuatu yang belum pernah saya dengar sebelumnya, sejak 1998 ketika Pak Lem menjadi mentor saya di Himpunan Mahasiswa Akuntasi (Hikama) Fakultas Ekonomi Unsyiah. “Ini sudah menulis sejak di kampus di Perspektif,” Pak Lem memperkenalkan saya. Perspektif yang dimaksud Pak Lem adalah sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menerbitkan majalah dengan nama yang sama. Saya sempat menjadi Pemimpin Redaksi di sana.

“Lalu apa?” tanya saya memotong pembicaraan. “Mereka ada web, tapi belum ada isinya, belum bisa menulis. Syeh harus bantu, kalau ada waktu isi pelatihan menulis populer,” kata Pak Lem. Saya mengiyakan saja, kalau pas waktu akan datang memberi materi menulis sebatas kemampuan saya.

BASIC.jpg
BASIC sebuah komunitas anak muda pelaku investasi saham di Banda Aceh sumber

Dua hari kemudian Mahathir menghubungi saya, meminta kesediaan untuk mengisi materi pelatihan menulis kreatif untuk anggota komunitas BASIC, saya menyanggupinya. Dan Selasa pagi, 10 Maret 2020 kami kembali jumpa di BOSS Kopi sebuah warung kopi tempat yang sering menjadi tempat nongkrong anggota BASIC.

Ketika saya sampai di sana, Pak Lem dan Mahathir sudah duduk si sudut khusus komunitas BASIC, saya langsung menuju ke sana. Sambil ngopi pagi dan bincang-bincang materi pelatihan saya sampaikan mengalir negitu saja. Sepuluh menit saya sampaikan materi, saya beri kesempatan untuk mereka bertanya, begitu seterusnya.

Pertemuan pertama itu kami membahas bagaimana memulai menulis sebuah artikel, mulai dari memahami masalah, mengumpulkan bahan, seleksi bahan, menentukan tema, hingga memulai menulis, membuat judul, lead/intro, bridge/jembatan, penjabaran tulisan dan cara menutup tulisan (ending).

Semua berjalan begitu saja, santai mengalir sambil sesekali menyerumput kopi. “Sekarang tulis, buat contoh tulisan,” kata Pak Lem pada peserta pelatihan. “Ya, cara terbaik untuk belajar menulis adalah menulis,” kata saya melanjutkan.

Mahathir yang duduk di samping saya mengambil buku catatan dan mulai menulis, begitu juga dengan peserta lain di depan saya, seorang diantaranya menulis melalui hand phone. Sambil mereka latihan menulis saya menghabiskan sisa-sisa sanger, kopi bercampur sedikit susu dan gula, dalam gelas di depan saya.

Tak terasa dua jam berlalu di BOSS Kopi, saya membedah tiga tulisan mereka, menyempurnakan kekurangan, hingga membuatnya menjadi tulisan yang nyambung. Mereka ingin karyanya dimuat di media massa suatu saat. “Menulis dulu di blog dan situs BASIC, kalau sudah layak baru kirim ke media, ada proses untuk menuju ke sana,” kata saya.


Posted on RealityHubs - Rewarding Reviewers
H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Ecency