Tradisi euntat beut (antar mengaji ) Apabila anak sudah berumur 6 atau 7 tahun,

He stemians hari ini saya ingin mempulikasi tentang sebuah tradisi khusus di Aceh belajar mengaji bagi umur 6 sampai 7 tahun.
Tradisi euntat beut Apabila anak sudah berumur 6 atau 7 tahun, orang tuanya sudah merasa berkewajiban untuk mengantar anaknya pada pengajian. Masyarakat Aceh menganggap bahwa umur 7 tahun sudah mempunyal kewajiban agama untuk menunaikan perintah-perintah dan menjauhkan larangan-larangan Allah swt. Untuk melaksanakan kewajiban tersebut, memerlukan pengetahuan tentang itu. Pengetahuan ini akan diperoleh melalui pengajian-pengajian. Maka orang tua anak merasa berkewajiban untuk memberikan pengajian kepada anak, kalau tidak ia akan berdosa. Dengan demikian anak akan diserahkan pada pengajian-pengajian. menerima pengajaran mulai Juz'Amma (Alquran kecil) sampai pada Alquran besar. Setelah itu kalau ingin untuk melanjutkan dapat diteruskan ke dayah. Proses awal dalam belajar mengaji adalah belajar tajwid, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara penyebutan huruf yang baik, panjang dan pendeknya bacaan serta cara membaca Alquran dengan aturan yang benar.
Selain mempelajari membaca Al quran diberikan juga pengetahuan tentang cara shalat dan ber-wudu' dengan benar atau dasar-dasar ilmu fiqih. Pengetahuan ini diberikan dalam bentuk syair dan nyanyian dengan irama khas Aceh, agar anak mudah menghafalnya. Di samping mempelajari ilmu tersebut di atas, kepada anak diberikan juga pengetahuan tentang akhlak atau nilai-nilai kesopanan dan adat istiadat. Di antaranya sopan santun terhadap kedua orang tua, orang yang Orang yang mengajar mengaji disebut dengan teungku, Seorang anak akan lebih tua daripadanya, orang yang sebaya, dan anak-anak. Begitu juga terhadap nilai-nilai adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.
Pengajian diadakan di meunasah dan di rumah-rumah teungku. Bagi anak- anak muda ada yang mengaji di meunasah dan ada juga di rumah teungku. Bagi anak-anak perempuan juga mengaji di rumah teungku. Masing-masing diajar oleh teungku agam dan teungku inong. Pada masing-masing tempat pengajian paling sedikit ada 5 orang murid, dan paling banyak sampai 15 orang. Kepada teungku tidak diberikan imbalan jerih payah tertentu, melainkan menurut pertimbangan orangtua masing-masing. Bahan-bahan yang diperlukan pada saat upacara cuntat beut, adalah, ketan kuning 1 piring, manok panggang (ayam panggang). pisang abin (pisang susu). bereuteh (bertih) boh manok reuboh (telur ayam rebus) 1 butir, ranub seuseupeh(sirih sesepih) ija puteh(kain putih) 6 hasta.serta perlengkapan mengaji seperti Juz'Amma dan rihai(rehal)o2oidl.jpgc4kryl.jpg

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Ecency